Jakarta, Suarabijak.com – Kasus bullying belakangan ini kembali terjadi di Indonesia dan kini langsung menjadi perbincangan hangat publik di jagat maya.
Hal ini imbas dari kasus bullying yang menyeret anak Vincent Rompies. Diungkapkan pertama kali oleh @BosPurwa di X, kasus bullying ini terjadi di Binus School Serpong.
Korban disebut-sebut telah dipukuli oleh para pelaku yang merupakan anggota geng di sekolahnya. Imbas aksi keji itu, pelaku bahkan sampai harus menjalani perawatan di rumah sakit. Yang tak kalah keji, para pelaku bahkan sempat menyundutkan rokok pada tubuh korban.
Terungkapnya kasus bullying ini tentu menjadi peringatan keras bagi para orang tua. Dimana para orang tua perlu memberi perhatian lebih terhadap para buah hati, tak terkecuali memperhatikan pola asuh yang tepat agar anak tak berakhir menjadi tukang bully.
Oleh karena itu, para orang tua perlu mendapatkan pemahaman dan pendidikan yang tepat soal bagaimana pola asuh yang bisa dapat dilakukan agar anak tak tumbuh menjadi pembully.
Untuk mengetahui informasi lengkapnya terkait hal itu, berikut akan dijelaskan lebih lanjut soal langkah-langkah atau pola asuh yang bisa dilakukan agar anak tak tak menjadi pembully di lingkungan sekitarnya:
- Ajarkan Empati: Penting untuk mengajarkan anak tentang bagaimana merasakan empati terhadap perasaan dan pengalaman orang lain. Bicarakan dengan mereka tentang bagaimana tindakan mereka dapat mempengaruhi perasaan orang lain.
- Jadilah Contoh Positif: Anak-anak sering meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka. Oleh karena itu, menjadi contoh positif dalam interaksi sosial Anda. Tunjukkan kepada anak cara-cara yang baik dalam menanggapi konflik dan memperlakukan orang lain dengan hormat.
- Berikan Pujian dan Penghargaan: Perhatikan dan pujilah perilaku positif anak ketika mereka menunjukkan sikap yang baik, seperti kesabaran, kerjasama, dan empati. Ini akan memperkuat perilaku positif tersebut dan mengurangi kecenderungan untuk melakukan bullying.
- Bimbing dalam Menyelesaikan Konflik: Ajarkan anak cara yang efektif untuk menyelesaikan konflik tanpa menggunakan kekerasan atau intimidasi. Berikan mereka keterampilan dalam komunikasi yang baik, negosiasi, dan pemecahan masalah.
- Dorong Keterlibatan dalam Kegiatan Positif: Ajak anak terlibat dalam kegiatan-kegiatan positif di sekolah atau di luar sekolah, seperti olahraga, seni, atau kegiatan sukarela. Hal ini tidak hanya akan membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial yang positif, tetapi juga memberikan mereka perasaan pencapaian dan nilai diri yang baik.
- Pantau Aktivitas Online: Dalam era digital, penting untuk memantau aktivitas online anak-anak dan memberikan arahan tentang perilaku yang pantas dalam penggunaan media sosial dan internet. Diskusikan tentang etika online dan dampak dari tindakan yang tidak pantas secara online.
- Buka Komunikasi: Jadikan komunikasi terbuka sebagai prioritas dalam hubungan Anda dengan anak-anak. Dorong mereka untuk berbicara tentang pengalaman mereka, termasuk jika mereka mengalami tekanan dari lingkungan sekitar atau kesulitan dalam berinteraksi dengan teman-teman.
- Terapkan Aturan yang Jelas: Tetapkan aturan yang jelas tentang perilaku yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan di rumah dan di sekolah. Jelaskan konsekuensi dari melanggar aturan tersebut dan berikan dorongan positif untuk mematuhi aturan.
- Berikan Pendidikan tentang Bullying: Berikan pemahaman yang kuat kepada anak tentang dampak negatif dari perilaku bullying, serta pentingnya menghormati dan mendukung teman-teman mereka. Diskusikan tentang bagaimana mereka dapat menjadi bagian dari solusi untuk menghentikan bullying.
- Libatkan Diri dalam Komunitas: Terlibatlah dalam program-program anti-bullying di sekolah atau komunitas lokal. Dengan menjadi bagian dari gerakan ini, anak-anak akan mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang masalah ini dan merasa termotivasi untuk menjadi bagian dari perubahan yang positif.
Dengan menerapkan tips-tips ini secara konsisten dan memberikan perhatian yang tepat kepada perkembangan anak, kita dapat membantu mencegah mereka dari perilaku bullying dan membentuk individu yang bertanggung jawab dan peduli terhadap kesejahteraan orang lain.