Suarabijak.com – Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pernyataan penting dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Palestina dan Solusi Dua Negara yang berlangsung di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat, Senin (22/9) waktu setempat.
Dalam forum internasional tersebut, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia siap membuka opsi untuk mengakui Israel, tetapi dengan syarat yang jelas: Israel harus lebih dahulu mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Palestina.
“Kita harus menjamin status kenegaraan Palestina. Namun, Indonesia juga siap menyatakan, saat Israel mengakui kemerdekaan dan status kenegaraan Palestina, Indonesia akan segera mengakui Israel, dan kami akan mendukung seluruh jaminan atas keamanan Israel,” ujar Prabowo dikutip pada Selasa (23/09).
Pernyataan itu langsung disambut tepuk tangan meriah dari para delegasi negara peserta KTT, menandakan dukungan luas atas sikap Indonesia yang tegas namun berimbang.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo menegaskan bahwa Deklarasi New York telah memberikan arah yang adil untuk mewujudkan perdamaian antara Gaza, Palestina, dan Israel.
Deklarasi ini disahkan Majelis Umum PBB pada 12 September 2025 sebagai respons atas genosida di Gaza yang dilakukan militer Israel. Isinya mencakup seruan gencatan senjata antara Israel dan Hamas, pembentukan misi internasional di bawah Dewan Keamanan PBB, serta pembukaan akses bantuan kemanusiaan.
Selain itu, deklarasi juga menegaskan perlindungan terhadap relawan, pemulihan peran UNRWA, serta rekonstruksi Gaza oleh Liga Arab dan OKI dengan dukungan Bank Dunia. Deklarasi ini pun menegaskan pengakuan negara Palestina dengan perbatasan sesuai Resolusi 1967.
“Deklarasi New York telah memberikan jalan yang adil dan damai menuju perdamaian,” kata Prabowo.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo juga menyoroti penderitaan rakyat sipil di Gaza. Ia mengecam keras aksi kekerasan yang dilakukan terhadap perempuan dan anak-anak.
“Kami mengecam seluruh aksi kekerasan terhadap warga sipil. Oleh karena itu, hari ini, dengan penuh rasa bermartabat, kita berkumpul dalam waktu yang bersejarah ini, untuk sama-sama memikul tanggung jawab. Tanggung jawab yang kita pikul bersama ini tidak hanya menentukan masa depan Palestina, tetapi juga masa depan Israel, dan kredibilitas dari Perserikatan Bangsa-Bangsa,” tegasnya.
Presiden Prabowo kemudian menutup pidatonya dengan ajakan agar negara-negara anggota PBB segera menghentikan genosida di Gaza dan bersama-sama menciptakan perdamaian.
“Kita butuh perdamaian itu sekarang! Perdamaian segera! Kita butuh mewujudkan perdamaian!” ucapnya.
KTT Palestina dan Solusi Dua Negara merupakan bagian dari Sidang Majelis Umum PBB ke-80. Forum ini diinisiasi oleh Prancis dan Arab Saudi, yang diwakili Presiden Emmanuel Macron serta Menteri Luar Negeri Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud.
Sesi pertama diisi dengan pidato Macron, Menlu Arab Saudi, dan Sekjen PBB Antonio Guterres. Dilanjutkan sesi kedua, terdapat 33 pemimpin delegasi yang memberikan pernyataan, termasuk Uni Eropa dan Liga Arab.
Prabowo mendapat giliran berbicara pada urutan kelima, setelah Raja Jordania Abdullah II, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, dan Presiden Portugal Marcelo Nuno Duarte Rebelo de Sousa.
Pidato tersebut memperlihatkan posisi Indonesia di panggung diplomasi global, sebagai negara yang konsisten mendukung rakyat Palestina sekaligus mendorong perdamaian yang adil bagi Gaza maupun Israel.
Dengan menyatakan kesiapan mengakui Israel apabila Palestina diakui merdeka, Indonesia menunjukkan peran strategisnya sebagai jembatan perdamaian dunia.