SuaraBijak.com -Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria menegaskan bahwa insiden serangan siber terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 harus dijadikan pelajaran penting untuk memperkuat keamanan siber di Indonesia.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa perlindungan dunia maya adalah aspek krusial dalam era digitalisasi yang sedang berlangsung di negara ini.
Transformasi digital nasional yang tengah melaju pesat harus semakin diperkuat dengan pelajaran dari insiden tersebut.
Nezar menekankan, “Kita jangan kalah atau pun kita jangan mundur hanya gara-gara insiden ini. Tentu saja kita harus belajar banyak, kita harus membuat satu sistem yang menutup semua kemungkinan kejadian-kejadian yang sama terulang lagi.” Pernyataan ini disampaikan Nezar dalam keterangannya di Jakarta pada hari Rabu *26/06)
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berencana meningkatkan langkah-langkah mitigasi untuk menghadapi berbagai kemungkinan buruk di dunia siber di masa depan. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap serangan PDNS 2, dengan penyelidikan yang masih berlangsung dan upaya pemulihan layanan publik yang terus dioptimalkan.
Nezar menegaskan, “Kita coba melakukan mitigasi dan kita juga coba melakukan penyelidikan dan tentu saja tindakan-tindakan akan diambil.”
Pernyataan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk tidak hanya memulihkan situasi, tetapi juga mencegah insiden serupa terjadi lagi di masa depan.
Serangan siber merupakan tantangan yang tidak dapat dihindari dalam era transformasi digital. Hal ini menjadi risiko global, sebagaimana dilaporkan oleh World Economic Forum yang menyebutkan isu keamanan siber sebagai salah satu dari 5 Top Global Risk. Dengan demikian, setiap negara harus memperhatikan aspek keamanan siber pada tingkat global.
Indonesia sebenarnya telah memiliki beberapa pedoman terkait keamanan siber. Namun, insiden PDNS 2 menegaskan perlunya peningkatan standar dari pedoman-pedoman tersebut. Pemerintah berkomitmen untuk memastikan bahwa langkah-langkah perlindungan yang lebih ketat diterapkan agar kejadian serupa tidak terulang.
“Sebetulnya pedoman-pedoman ini sudah dibuat ya. Tetapi tentu saja yang namanya upaya untuk meretas, menciptakan virus, mengganggu, dan segala macam itu kan terus terjadi,” kata Nezar.
Ia juga mengingatkan bahwa Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) telah mengeluarkan berbagai standar untuk keamanan siber di Indonesia, namun tantangan yang terus berkembang memerlukan penyesuaian dan peningkatan berkelanjutan.
Pelajaran dari insiden PDNS 2 harus diambil sebagai langkah maju untuk memperkuat keamanan siber di Indonesia. Dengan peningkatan standar dan mitigasi yang lebih baik, diharapkan transformasi digital nasional dapat terus berlangsung dengan aman dan lancar. Ini adalah tantangan yang harus dihadapi bersama, untuk memastikan Indonesia siap menghadapi ancaman siber di masa depan.
Baca Juga: Jokowi Soroti Indonesia yang Kehilangan Peluang Ekonomi Imbas Perizinan Konser yang Rumit