Suarbijak.com – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Senin menandatangani perintah eksekutif yang memperpanjang gencatan tarif impor dengan China selama 90 hari. Langkah ini diumumkan sebagaimana dilaporkan Reuters, mengutip pernyataan seorang pejabat Gedung Putih.
Tanpa adanya perpanjangan tersebut, seluruh produk buatan China yang masuk ke AS akan dikenakan tarif tambahan sebesar 24 persen mulai Selasa (13/8). Keputusan ini diambil setelah kedua negara menggelar pembicaraan tingkat tinggi di Stockholm, Swedia, pada akhir Juli lalu.
Sebelumnya, ketika wartawan menanyakan mengenai kelanjutan gencatan tarif yang telah disepakati pada Mei lalu, Trump hanya menjawab singkat, “Kita lihat saja nanti.” Ia juga menegaskan bahwa hubungannya dengan Presiden China, Xi Jinping, berada dalam kondisi baik. “Hubungan saya dengan Presiden Xi amat baik,” ujar Trump.
Latar Belakang Gencatan Tarif Impor
Kesepakatan gencatan tarif impor ini pertama kali tercapai pada pertengahan Mei, di Jenewa, saat putaran awal perundingan dagang antara AS dan China. Kedua negara kala itu sepakat untuk menahan kenaikan tarif tinggi yang saling mereka terapkan di tengah memanasnya perang dagang.
Saat ini, Amerika Serikat menerapkan tarif sebesar 10 persen dari rencana kenaikan 34 persen untuk seluruh barang impor dari China. Tarif awal ini diberlakukan sejak awal April di bawah skema tarif “timbal balik,” sedangkan kenaikan sisanya masih menjadi bahan negosiasi.
Di sisi lain, China juga menerapkan tarif 10 persen dari rencana kenaikan 34 persen terhadap seluruh barang asal AS yang masuk ke pasar domestiknya. Sisa 24 persen tarif yang direncanakan masih menunggu hasil pembicaraan lanjutan.
Isyarat Kebijakan Baru
Meski menunjukkan sikap lebih lunak terhadap Xi Jinping, Trump sebelumnya mengisyaratkan kemungkinan penerapan tarif baru terhadap China. Hal ini dipicu oleh langkah Beijing yang tetap membeli minyak dari Rusia, meskipun Washington telah menjatuhkan kebijakan serupa terhadap India.
Langkah Trump memperpanjang gencatan 90 hari ini dinilai sebagai upaya meredam ketegangan pasar dan memberi ruang negosiasi lebih lanjut. Namun, banyak analis menilai keputusan ini juga merupakan strategi politik untuk menjaga stabilitas ekonomi AS di tengah ketidakpastian global.
Dampak Terhadap Pasar Global
Perang dagang AS–China yang berlangsung sejak 2018 telah memengaruhi rantai pasok global dan menekan pertumbuhan perdagangan internasional. Kebijakan tarif impor tinggi memicu kenaikan harga barang, mengganggu distribusi komoditas, dan menimbulkan ketidakpastian di kalangan pelaku usaha.
Perpanjangan gencatan ini memberi harapan akan adanya kesepakatan jangka panjang. Namun, mengingat dinamika politik dan ekonomi kedua negara, risiko eskalasi tetap terbuka. Bagi AS, kebijakan ini juga menjadi alat tawar-menawar dalam mengendalikan surplus perdagangan China yang selama ini menjadi sorotan Trump.
Dengan 90 hari tambahan ini, sorotan dunia kini tertuju pada langkah-langkah lanjutan Washington dan Beijing dalam mencari jalan keluar dari ketegangan perang dagang yang sudah berlangsung lama. Keputusan ini bukan hanya akan menentukan arah hubungan dagang kedua negara, tetapi juga stabilitas ekonomi global.